BAB 2 Landasan Teori Sebuah komunikasi tidaklah luput dari suatu

BAB 2
Landasan Teori
Sebuah komunikasi tidaklah luput dari suatu bahasa. Dengan bahasa orangorang dapat berinteraksi dengan banyak orang bahkan masyarakat luas. Dengan
bahasa orang-orang dapat menjalani suatu hubungan eksternal maupun internal.
Hal ini dikarenakan hampir setiap kegiatan kita membutuhkan komunikasi. Oleh
karena itu, bahasa sendiri merupakan alat komunikasi yang penting untuk
manusia dalam setiap kegiatannya. Berikut ini penjelasan konsep teori yang
berkaitan dengan fungsi joshi tomo.
2.1 Sintaksis
J.W.M Verhaar (2004 : 161) mengemukakan bahwa, sintaksis adalah cabang
linguistik yang membicarakan tata bahasa yang membahas hubungan antar kata
dalam tuturan (speech). Morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata
sedangkan sintaksis berurusan dengan tatabahasa di antara kata-kata di dalam
tuturan. Unsur bahasa yang termasuk di dalam lingkup sintaksis adalah frasa,
klausa, dan kalimat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 946) mengartikan bahwa sintaksis
adalah pengaturan dan hubungan kata dengan kata dengan satuan lain yang lebih
8 besar atau cabang linguistik tentang susunan kalimat dan bagian-bagiannya atau
ilmu tata kalimat.
Pengertian sintaksis juga diperkuat dengan adanya definisi dari ahli bahasa
Jepang yaitu menurtu Sadanobe (1999 : 90),
文の内部構造を調べ、文がどういう語からどうできているかを明ら
かにする分野を統語論といいます。
Terjemahan :
Sintaksis adalah pengklasifikasian kalimat secara jelas dengan memeriksa
struktur kata yang terdapat dalam kalimat dan dari bahasa mana kalimat
tersebut dibuat.
2.2 Hinshi
Sebelum penulis menjabarkan pengertian joshi dan shuujoshi, penulis akan
memberikan sedikit informasi tentang asal muasal joshi dan pengelompokkannya.
Menurut Tomita (1992 : 2) ada sepuluh jenis kata dalam bahasa Jepang. Dari
sepuluh jenis kata tersebut dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu jiritsugo dan
fuzokugo. Dibawah ini adalah penjabaran tentang jenis kata hinshi bunrui yang
dapat dilihat sebagai berikut.
9 Gambar 2.2 Klasifikasi Hinshi
Hinshi Bunrui
Jiritsugo
Fuzokugo
1. Meishi
1. Joshi
2. Doushi
2. Jodoushi
3. Keiyoushi
4. Keiyoudoushi
5. Fukushi
6. Rentaishi
7. Setsuzokushi
8. Kandoushi
Hal ini dijelaskan oleh Tomita (1992 : 2) sebagai berikut,
このうち、(1)名詞から(8)感動詞までの単語は、その単語を聞いた
り読んだりした時に意味が分かります。それで、その単語は独立し
ている言葉であると考えて、学校文法ではこれらの単語を【自立語】
と呼んでいます。
Terjemahan :
Jenis kata dari meishi (1) sampai dengan kandoushi (8) dapat langsung
dimengerti artinya pada waktu mendengar maupun membacanya. Jenis
kata ini dalam tata bahasa baku disebut dengan “jiritsugo” atau kata-kata
yang dapat berdiri sendiri.
Kemudian Tomita (1992 : 2) mengemukakan kembali pernyataannya yaitu,
10 これに対して(9)助動詞と(10)助詞は、例えば「たい」、「ます」、
「です」とか「は」、「が」、「に」、「て」などとそれだけ言わ
れても何のことが意味が分かりません。それは、これらの単語は、
単独で使われることはなく、常に自立語について使われ、文法的な
働きをする単語だからです。このような、単語を学校文法では自立
語に対して【付属語】と呼んでいます。
Terjemahan :
Jenis kata jodoushi (9) dan joshi (10) yaitu misalnya, tai, masu, desu, lalu
ha, ga, ni, te, dan lain sebagainya tidak memiliki arti khusus jika tidak
dibantu oleh jiritsugo. Dalam tata bahasa baku jenis-jenis kata seperti ini
disebut “fuzokugo” atau kata-kata yang tidak dapat berdiri sendiri.
2.2.1 Joshi
Joshi memiliki beberapa pengertian. Joshi dapat diartikan sebagai kata bantu
atau partikel. Partikel berasal dari bahasa Inggris yaitu particle. Kata tersebut
sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi partikel.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994 : 731) partikel adalah kata
yang biasanya tidak dapat diderivasikan dan diinfleksikan yang mengandung
makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya
kata sandang, preposisi, konjungsi dan interjeksi.
Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian dari joshi. Di bawah ini adalah
pengertian joshi menurut ahli bahasa ialah Tomita (1992 : 68) mengemukakan
bahwa joshi adalah,
単独で使われることはなく、主として自立語について、補助的な
意味を付け加えたり、その自立語と他の自立語と関係を示したり
する単語を「助詞」と言います。
11 Terjemahan :
Joshi adalah kata yang menunjukkan hubungan jiritsugo (kata yang dapat
berdiri sendiri) dengan jiritsugo yang lain, memberikan arti tambahan,
yang diletakkan pada sebagian kata yang tergolong dalam jiritsugo dan
tidak digunakan secara terpisah.
2.2.2 Jenis-jenis Joshi
Di dalam bahasa Jepang ada banyak jenis joshi.
Untuk memudahkan
pembelajar dalam mempelajari dan mengenalinya perlu adanya pengklasifikasian.
Pakar bahasa Jepang bernama Tomita (1992 : 68) mengelompokkan empat jenis
joshi, antara lain sebagai berikut,
1. Kakujoshi
Kakujoshi adalah joshi yang menunjukkan hubungan antara subjek dengan
predikat. De「で」, e「へ」, ga「が」, kara「から」, no「の」, ni
「に」, o「を」, to「と」, ya「や」, dan yori「より」, merupakan
contoh bagian dari partikel kakujoshi.
2. Setsuzokujoshi
Setsuzokujoshi berfungsi sebagai kata sambung atau kata penghubung antar
kalimat, sama halnya dengan setsuzokushi. Setsuzokujoshi pun berfungsi
untuk menyambungkan kalimat dengan kalimat.
Jadi, setsuzokujoshi
adalah partikel yang menghubungkan frasa atau kata yang ada di dalam
sebuah kalimat. Yang termasuk ke dalam setsuzokujoshi antara lain, ba
「ば」, ga「が」, kara「から」, keredomo「けれども」, nagara「な
12 がら」, node「ので」, noni「のに」, shi「し」, tari「たり」, te
「て」, temo「ても」, dan to「と」.
3. Fukujoshi
Fukujoshi adalah joshi yang digunakan setelah berbagai macam kata dan
berkaitan erat dengan kata berikutnya. Bakari「ばかり」, dake「だけ」,
demo「でも」, hodo「ほど」, ka「か」, kiri「きり」, koso「こそ」,
kurai/gurai「くらい/ぐらい」, mo「も」, nado「など」, nari「なり」,
sae「さえ」, wa「は」, yara「やら」, merupakan bagian dari partikel
fukujoshi.
4. Shuujoshi
Shuujoshi adalah joshi yang memiliki posisi di akhir kalimat dan digunakan
untuk menegaskan maksud dan perasaan pembicara/petutur.
Yang
termasuk ke dalam partikel shuujoshi, antara lain ka「か」, kashira「かし
ら」, na「な」, ne「ね」, no「の」, sa「さ」, tomo「とも」, wa
「わ」, yo「よ」, dan zo「ぞ」.
2.2.3 Teori Shuujoshi
Menurut Sakakura dan Nita (1992 : 314), shuujoshi dapat didefinisikan sebagai
berikut,
か・な・な(なあ)・ぞ・とも・よや・わの・こと・ね・さ・「口
語」、ばや・なむ・がな/かな・かも・かし・や・な・よ・を・(文語)
13 これらは、いずれも話し手の疑問・感動・言永嘆・禁止・命令・強
意・願望などを表すものである。主として文の終わりにあって、全体
を統する。そこで、これを終助詞と呼ぶ。
Terjemahan :
Ka, na, na (naa), zo, tomo, wano, koto, ne, sa, termasuk ke dalam ragam
bahasa lisan atau bahasa percakapan. Sedangkan baya, namu, gana/kana,
kamo, kasha, ya, na, yo, dan wo termasuk ke dalam bahasa tulisan. Ini semua
adalah hal yang mengungkapkan suatu pertanyaan, larangan, perintah,
keinginan, yang memperkuat maksud dan sebagainya dari penutur/pembicara.
Partikel yang berada di akhir kalimat ini disebut dengan istilah “shuujoshi”.
2.3 Fungsi Tomo「とも」 Menurut Naoko Chino
Menurut Chino (1991 : 102-104) ada tujuh fungsi yang terdapat pada tomo, yaitu
sebagai berikut :
1.
Dipakai setelah bilangan atau penjumlahan : “kedua-duanya, kesemuanya
(tiga, dan seterusnya)”.
Contoh :
a) ここに人たちは、3 人とも大学で言語学を勉強しました。
Terjemahan : Ketiga orang di sini itu belajar ilmu bahasa di Universitas.
(Secara harfiah, mengenai orang yang ada di sini, ketiga-tiganya belajar ilmu
bahasa).
b) このセーターは、2 枚とも M サイズですか。
Terjemahan : Apakah baju hangat ini kedua-duanya berukuran sedang?
14 2.
Digunakan setelah bentuk i-keiyoushi menjadi ~ ku, menunjukkan perkiraan
maksimum atau minimum : “sekurang-kurangnya, kebanyakannya, selambatlambatnya, dan lain-lain”.
Contoh :
a) この家なら、少なくとも一億円はするでしょう。
Terjemahan : Rumah ini sekurang-kurangnya berharga 100 juta yen.
b) この事故で死んだ人は、多くとも 100 人ぐらいだろう。
Terjemahan : Jumlah korban dalam kecelakaan ini (kira-kira) paling banyak
100 orang.
3. Menunjukkan kesertaan : “termasuk”.
Contoh :
a)
サービス料とも合計一万 5000 円です。
Terjemahan : Jumlah semuanya adalah ¥15.000, termasuk biaya pelayanan.
b) 運賃ともで、5 万円になりますが。
Terjemahan : Termasuk angkutan biayanya ¥50.000.
4. Digunakan setelah bentuk verba ~ おう, tambahan penekanan pengandaian
(maksud) : “meskipun, tidak masalah”.
Contoh :
a) あの人ならどんな事があろうとも、最後まで頑張るだろう。
15 Terjemahan : Mengenai orang itu, apapun yang akan terjadi dia akan terus
bertahan.
b) 明日は雪が降ろうとも、行くつもりだ。
Terjemahan : Meskipun akan turun salju besok, saya berniat untuk tetap pergi.
5. Dalam bentuk tomo aro (nomina) ga : “baik … maupun siapa saja, maupun
apa saja .”
Contoh :
a) 首相ともあろう人が、そんなことをして平気だとは信じられない。
Terjemahan : Baik perdana menteri, maupun siapa saja, yang dapat
melakukan hal semacam itu dengan tenang adalah sungguh luar biasa. Atau,
saya tidak bisa percaya jika ada seseorang yang dalam posisinya sebagai
perdana menteri atau siapa saja yang dapat melakukan hal semacam itu tanpa
rasa ragu.
b) 大学の学長ともあろう人が、あんなにビジョンがないのでは困る。
Terjemahan : Baik presiden Universitas, maupun siapa saja, jika tidak
memiliki wawasan berfikir seperti itu akan menyusahkan saja.
6. Muncul setelah dua kata berlawanan arti dan diikuti dengan kata ienai, “sulit
dikatakan (ia) atau (tidak)”.
Contoh :
16 a) 多田さんは、あの映画はいいとも悪いとも言えないと言っていま
した。
Terjemahan : Kata Tada, ia tidak dapat mengatakan film itu bagus atau tidak.
Atau, kata Tada sulit untuk mengatakan apakah film itu bagus atau jelek.
b) その値段は、高いとも安いとも言えませんね。
Terjemahan : Sulit mengatakan apakah harga itu mahal atau murah.
7. Pada akhir kalimat, tomo menambahkan keputusan untuk pernyataan positif :
“tentu, benar, silahkan”.
Contoh :
a) この本を借りていいですか。
いいとも。
Terjemahan : Boleh saya pinjam buku itu?
Silahkan.
b) 明日の試合い行きますか。
行くとも。
Terjemahan : Apakah kamu akan pergi ke pertandingan besok?
Saya sih tentu pergi.
17