MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT DASAR DENGAN MENGGUNAKAN DVD ERIN GA CHOUSEN! NIHONGO DEKIMASU (Studi Kasus di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) 『「エリンが朝鮮!日本語できます」のDVDで 初 級日本語学習者の会話スキルの授業モデル』 (2012/2013 年度 SMA Labschool UPI の生徒に対するケーススタディ) Ghyna Amanda Putri, Drs. H. Sugihartono, M.A1 Dra. Neneng Sitjiati, M. Hum2 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Skripsi ini meneliti tentang metode pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang menggunakan media film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu pada siswa ekstrakurikuler Japanese Club (JC) SMA Laboratorium Percontohan UPI. Tujuan 1 Penulis Penanggung jawab Penulis Penanggung jawab 2 dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui perencanaan dan penerapan model pembelajaran, (2) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari model pembelajaran, (3) Untuk mengetahui tanggapan mengenai media yang digunakan pada model pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain pre-test and post-test. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes percakapan, angket, dan lembar observasi untuk mengamati aktivitas selama kegiatan penelitian. Sedangkan pengolahan data menggunakan teknik analisis statistik T-tes untuk penelitian eksperimen. Setelah perlakuan eksperimen dilakukan, hasil perbandingan rata-rata nilai pre-test dan post-test mengalami peningkatan dari nilai rata-rata 10,8 poin menjadi 14,9 poin. Kemudian dari hasil T-test dengan nilai t hitung = 10,5 yang dibandingkan dengan tabel nilai t pada taraf signifikansi 5% dan 10% dan derajat kebebasan (DB) = 11. Diketahui pada taraf signigikansi 5%, nilai t tabel = 2,20, maka t hitung > t tabel (10,5 > 2,20). Begitu pula dengan nilai t pada taraf signifikansi 10%, nilai t tabel = 3,11, maka t hitung > t tabel (10,5 > 3,11). Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sementara Hk diterima atau disetujui. Jadi terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum menggunakan media film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dan sesudah menggunakan media. Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbicara Film Erin A SPEAKING'S SKILL LEARNING MODEL IN BASIC LEVEL OF JAPANESE LANGUAGE LEARNERS WITH ERIN GA CHOUSEN! NIHONGO DEKIMASU'S DVD (Case Study in Labcshool UPI Highschool Bandung School Year 2012/2013) ABSTRAC This minithesis research about Japanese speaking’s skill learning model with film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu as a media to Japanese Club (JC) extracuricular in Labschool UPI Bandung students for grade X and XI. Purpose for this research in order to (1) Know about how to concerted and practices this learning model, (2) Know about affectation from this research in study result of the students, (3) Know about students reaction and respons after study with film media in this learning model. This minithesis research use quasi-experiment method with pre-test and post-test design. The research’s technique use speaking test, questionnaire, and observation while the research activity go on. For the data analysis, used T-tes statistic analysis technique for the experiment research. After the experiment activity, a comparison average result in pre-test and post-test point show the a raising from 10,8 point to 14,9 point. Then the result from T-test with t point = 10,5, comparisoned with T table poin in 5% significance degree and 10%, and degree of freedom (DB) = 11. In 5% significance degree, t table = 2,20, then the t noun > t table (10,5 > 2,20). The same with 10% signidiance degree, t table = 3,11 then the t nou > t table (10,5 > 3,11). Based of the result of comparation, H0 was rejected, and Hk was accepted, so the conclution there is a difference significance between a study result before experiment and after experiment in Japanese speaking’s skill with film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu as a media. Key Words: Learning Model Speaking Film Erin Dalam pelajaran bahasa, berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang pembelajarnya. Hal ini dikarenakan berbicara merupakan proses lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, juga untuk menyampaikan pengalaman dan berbagi informasi. Berbicara juga merupakan kegiatan yang melibatkan keterampilan berbahasa lain seperti mendengar serta keterampilan sosial seperti komunikasi. Berbicara pada dasarnya merupakan suatu proses berkomunikasi karena di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari satu sumber pada lainnya. Pada pembelajaran bahasa asing, keterampilan berbicara sama pentingnya dengan keterampilan yang lain. Namun tidak mudah karena pada saat berbicara, kita membutuhkan pengetahuan dasar seperti tata bahasa dan ragam kosakata dari bahasa asing tersebut. Hingga banyak pembelajar bahasa asing yang tidak percaya diri untuk berbicara karena takut salah dalam menyusun kalimat atau salah mengucapkan kosakata. Belum lagi kesulitan dalam pelafalan karena perbedaan cara melafalkan bahasa asing tersebut dengan bahasa ibu yang digunakan. Padahal seseorang dapat lancar berbicara dengan suatu bahasa karena ia terbiasa. Pada kenyataannya, sekarang ini pembelajaran bahasa asing, terutama bahasa Jepang pada tingkat dasar (dalam hal ini siswa SMA), masih sedikit fokus yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Padahal sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia, kompetensi dasar yang perlu dicapai pembelajar adalah kemampuan mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam praktiknya di kelas, pembelajaran keterampilan berbicara masih bersifat teoritis dan hanya berfokus pada materi di buku saja. Hal itu tentu membuat siswa merasa bosan dan kurang bisa membayangkan bentuk nyata percakapan yang dijadikan contoh untuk mempraktikannya. Untuk itu diperlukan bantuan media dan strategi pembelajaran yang dapat mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan menggunakan media film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu (Erin’s Challange! I can Speak Japanese) pada pembelajar keterampilan berbahasa untuk pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar. Film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu ini adalah program audio-visual yang dibuat oleh The Japan Foundation Japanese Language Institute di Jepang dalam bentuk DVD (Digital Video Disc). Film ini berisi tentang berbagai materi pelajaran bahasa Jepang untuk tingkat dasar dengan tampilan menarik dan sederhana. Film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu sendiri telah banyak diteliti sebagai media dalam pembelajaran bahasa Jepang, namun belum pernah ada yang meneliti untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan dan penerapan model pembelajaran, mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari model pembelajaran, dan mengetahui tanggapan pembelajar mengenai media yang digunakan. Sementara manfaat yang diharapkan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan lebih mengenai model pembelajaran dengan pemanfaatan media yang digunakan, juga dapat menjadi masukan dan media bagi guru untuk mengembangkan pembelajaran dan menjadi alternatif media belajar yang efektif bagi pembelajar. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada tinjauan relevan dari penelitianpenelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Beberapa di antaranya adalah penelitian (skripsi) karya Idea Alvira (2012) tentang Efektivitas Penggunaan Media Film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Hasil dari penelitian tersebut, film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dikatakan efektif sebagai media dalam pengajaran tata bahasa pada pembelajar tingkat dasar. Dengan demikian disarankan pula adanya penelitian dengan media serupa untuk meneliti kemampuan berbahasa yang berbeda. Lalu penelitian (skripsi) karya Ridan Umi Darojah (2011) tentang Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa media film animasi mampu meningkatkan kemampuan berbicara para pembelajar bahasa. Model pembelajaran sendiri adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir, dan disajikan oleh guru di kelas. Dalam penelitian ini, model pembelajaran adalah seperangkat cara, dan strategi yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan berbahasa dengan menggunakan media tertentu. Kemudian media yang digunakan, adalah media film yang termasuk dalam kelompok media audio-visual. Media film secara didefinisikan sebagai cerita yang dituturkan kepada penonton melalui rangkaian gambar bergerak. Dalam proses pembelajaran, film merupakan salah satu alat yang ampuh sebagai suatu media karena menarik dan lebih disukai serta tidak membosankan. Film Erin ga Chousen! Nihongo dekimasu adalah salah satu media film yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang. Pada film ini terdapat 25 episode dengan materi ajar berbeda dalam tiap episodenya. Selain menampilkan pembelajaran tata bahasa, film ini juga ditunjang dengan beragam bentuk percakapan sederhana sesuai tema yang dilakukan oleh native speaker orang Jepang. Hingga memudahkan pembelajar untuk dapat mengerti bagaimana orang Jepang berbicara secara langsung. METODE Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian eksperimen semu atau kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen sendiri adalah bentuk dari eksperimen murni yang dalam penerapannya hanya menggunakan satu kelas sebagai kelas kontrol dan eksperimen. Penelitian eksperimen dalam pendidikan bahasa Jepang dapa, dalam bentuk latihan, dan sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan belajar mengajar (Sutedi, 2011:22). Inilah yang menjadi alasan mengapa penulis menggunakan metode eksperimen dalam penelitian ini karena penulis bermaksud untuk menguji suatu model pembelajaran dengan media tertentu pada pembelajar bahasa Jepang. Desain penelitian yang digunakan untuk mendukung metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini adalah pre-test and post test design.Alasannya adalah karena penelitian ini bermaksud untuk melihat dan mengukur kemampuan peserta penelitian sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan eksperimen. Dari hasil pre-test dapat diketahui kemampuan peserta dan yang menjadi acuan dasar nilai yang peningkatannya dapat dilihat setelah melakukan post-test. Sehingga bentuk desainnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1 Tabel Desain Pretest – Posttest X1: Pembelajaran dengan menggunakan media film Erin ga Chousen! Nihongo Pre-test Pembelajaran Post-test O1 X1 O2 Dekimasu O1: Pre- test O2: Post-test Populasi dan sampel yang akan terlibat dalam penelitian ini adalah siswa SMA karena penelitian ditujukan bagi pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar. Populasinya adalah seluruh siswa SMA Laboratorium Percontohan UPI tahun ajaran 2012/2013, sementara sampelnya adalah 12 orang anggota ekstrakurikuler Japanese Club yang terdiri atas sebagian siswa kelas X dan XI. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa model pembelajaran dengan menggunakan media yang telah ditentukan, pengaruh hasil belajar, dan pendapat peserta penelitian, untuk itu diperlukan kelas yang telah benar-benar siap mengikuti penelitian ini. Sehingga penulis menggunakan ekstrakurikuler Japanese Club SMA Laboratorium Percontohan UPI sebagai kelas eksperimen tersebut. Instrumen penelitian yang digunakan terbagi menjadi 3 yaitu: 1) Tes percakapan, 2) Angket penelitian, 3) Lembar observasi. 1. Tes Percakapan Tes ini dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan perlakuan eksperimen. Bentuk tes difokuskan pada tujuan agar siswa dapat melakukan percakapan sederhana dalam bahasa Jepang dengan ungkapan yang tepat. Materi tes diarahkan pada 3 materi utama yang diajarkan selama proses pembelajaran menggunakan film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu. Tabel 2 Tabel Materi Pembelajaran Pertemuan Materi Media 1 Perkenalan (Hajimete no Episode 1 – Hajimete no Aisatsu/Jikoshoukai) Aisatsu 2 3 Hal yang disukai (Sukina Episode 7 – Shuumi o Mono/Koto) Hanasu Keinginan (Hoshii Mono/Shitai Episode 15 – Kibou o Iu Koto) Sedangkan penilaian tes didasarkan kepada empat komponen yaitu: kelancaran berbicara, kesesuaian materi, kejelasan pelafalan, dan ketepatan interaksi. Penilaian dilakukan oleh 3 orang penilai dengan mengacu pada rambu-rambu penskoran untuk setiap komponen agar didapat nilai yang objektif. Tes ini dilakukan oleh siswa secara berpasangan dengan bentuk tes yang sama untuk pre-test dan post-test. 2. Angket Angket dilakukan untuk melihat tangapan pembelajar yang menjadi peserta penelitian terhadap proses pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini. Terdapat 12 butir soal angket pilihan ganda dari 4 kriteria variabel angket yaitu: 1) Pengetahuan siswa tentang bahan ajar, 2) Kesan siswa sebelum dilakukan penelitian, 3) Kesan siswa saat dilakukan penelitian, 3) Kesan siswa setelah dilakukan kegiatan penelitian. 3. Observasi Observasi dilakukan untuk melihat seperti apa proses kegiatan penelitian. Dalam hal ini observasi dilakukan oleh observer melalui lembar observasi yang menggambarkan jalannya penelitian setiap pertemuannya. Teknik pengolahan data tes percakapan dalam penelitian ini dilakukan dengan menjumlahkan poin dari tiap komponen yang dinilai, lalu merata-ratakan poin dari 3 orang penilai tersebut, hingga kemudian didapat poin akhir untuk tiap peserta. Poin akhir ini selanjutnya diolah menggunakan rumus uji T-test pretest and post test one group design. Setelah didapat nilai t hitung dari perhitungan, lalu dilakukan perbandingan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% dan 10%. Jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel, maka H0 ditolak; berarti terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil tes. Jika t hitung lebih kecil daripada t tabel, maka tidak terdapat perbedaan terhadap hasil tes. Sedangkan pengolahan data angket menggunakan presentase untuk tiap jawaban yang kemudian dijabarkan satu-per satu. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian mengenai Model Pembelajaran Keterampilan Berbicara dengan Menggunakan DVD Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu pada 12 orang siswa kelas X dan XI SMA Laboratorium Percontohan UPI yang tergabung dalam ekstrakurikuler Japanese Club (JC) ini dilakukan setiap satu minggu sekali. Lama pelaksanaan pembelajaran adalah 2x45 menit sesuai standar jam pelajaran bahasa Jepang pada umumnya. Pada pertemuan pertama dilakukan pengenalan penelitian, materi yang akan dijadikan dasar penelitian, dan jadwal penelitian. Sebelum dilakukan penelitian, para siswa melakukan pre-test lebih dahulu untuk mendapatkan nilai dasar mereka. Lalu pertemuan pertama sampai ketiga, dilakukan pembelajaran bahasa Jepang menggunakan media film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu. Setelah itu, barulah kembali dilakukan post-test sebagai nilai akhir yang akan memperlihatkan perubahan kemampuan setelah dilakukan perlakuan penelitian. Pada pertemuan terakhir ini, siswa juga mengisi angket. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapat 3 jenis data yaitu: data nilai tes percakapan pre-test dan post-test, hasil angket, dan observasi. Uraiannya sebagai berikut: A. Data Tes 1. Data nilai Pre-test Pre-test dilakukan sebelum sampel penelitian diberi perlakuan. Sebelum tes dimulai, peserta tes diberi kesempatan selama satu minggu untuk menyusun percakapan yang akan ditampilkan secara berpasangan pada saat tes nanti. Pelaksanaan pre-test dilakukan dalam satu waktu, dan secara bergantian peserta menghadap penilai untuk menampilkan percakapannya. Dengan melihat 3 data nilai yang didapat dari para penilai, dapat digambarkan kemampuan awal peserta penelitian sebelum mendapat perlakuan. Dari empat komponen yang dijadikan acuan penilaian, dengan nilai minimal 1 dan maksimal 5, dapat digambarkan bahwa kebanyakan peserta belum menguasai materi yang diujikan. Selebihnya, kekurangan terdapat pada kejelasan pelafalan walaupun sudah dapat mengungkapkannya dengan cukup lancar. Lalu pada ketepatan interaksi, masih terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan seperti tidak mengerti apa yang dikatakan oleh pasangannya, atau menjawab di luar pertanyaan. 2. Data nilai Post-test Post-test dilakukan setelah sampel penelitian diberi perlakuan. Konsep post-test sama dengan pre-test. Peserta diberikan waktu satu minggu untuk mempersiapkan percakapan yang akan ditampilkan berpasangan pada saat tes. Dengan melihat 3 data nilai yang didapat dari para penilai, dapat digambarkan kemampuan peserta tes setelah dilakukan pertemuan selama 3 pertemuan. Jika dibandingkan dengan hasil pre-test, terdapat peningkatan terutama pada aspek materi. Hal ini disebabkan karena sebelum pre-test, peserta tes tidak banyak mengetahui tentang materi yang diujikan dan bagaimana menyampaikannya dalam bentuk lisan. Setelah diberi perlakuan, peserta tes telah mendapat pengetahuan tentang materi dan mengolahnya hingga menjadi sebuah bentuk percakapan. Walau begitu, terdapat pula penurunan 1-2 poin pada beberapa peserta tes. Hal ini bisa disebabkan beberapa faktor seperti: terlalu gugup karena tahu bahwa post-test adalah tes akhir, ketidaksiapan karena belum paham pada materi, dan sebagainya. Ketiga nilai ini kemudian dirata-ratakan untuk setiap aspek, lalu dijumlahkan hingga didapat nilai keseluruhannya. Peningkatan kemampuan peserta tes kemudian dapat dilihat dari hasil pre-test dan post-test. Peningkatan paling tinggi terjadi pada penguasaan materi, yaitu dari nilai rata-rata 2,3 naik 1,73 poin menjadi 4,03 dari maksimal 5. Sementara peningkatan yang tidak begitu jauh terjadi pada aspek kelancaran berbicara, yaitu dari nilai rata-rata 3,05 naik 0,45 poin menjadi 3,5 dari maksimal 5. Dua aspek lainnya yaitu kejelasan pelafalan dan ketepatan interaksi juga mengalami peningkatan yang cukup banyak. Aspek kejelasan pelafalan dari 2,7 naik 1,2 poin menjadi 3,9 dari maksimal 5. Sedangkan aspek ketepatan interaksi dari 2,75 naik 0,65 poin menjadi 3,5 dari maksimal 5. Hal ini turut memengaruhi peningkatan nilai rata-rata yang pada pre-test hanya 10,8, pada post-test naik 4,1 poin menjadi 14,9 dari maksimal 20. Walau belum mencapai nilai sempurna, tapi dari 3 kali pertemuan yang dilakukan dengan model pembelajaran menggunakan media DVD Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu, dapat dilihat peningkatan kemampuan peserta tes yang cukup baik. Setelah didapat data yang dibutuhkan, kemudian nilai-nilai ini dianalisis dengan menggunakan rumus uji T-test pre-test and post-test one group design. Setelah itu, hasilnya dibandingkan dengan tabel nilai t untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan. Dari hasil perhitungan, diketahui t hitung sebesar 10,5 dengan derajat kebebasan (db) = 11. Nilai t hitung ini kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dan 10%. Pada t tabel 5%, t hitung 10,5 lebih besar daripada t tabel 2,20 (10,5 > 2,20). Begitu pula dengan nilai t hitung pada taraf signigikansi 10%, nilai t tabel 10,5 lebih besar daripada t tabel 3,11 (10,5 > 3,11). Hal ini berarti H0 ditolak, sementara Hk diterima. Hingga dapat ditarik simpulan bahwa terdapat perbedaan antara hasil nilai dari sebelum pre-test dengan setelah post-test. Sesuai dengan hipotesis awal, yaitu model pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan DVD Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dapat meningkatkan kemampuan berbicara, khususnya pada siswa anggota ekstrakurikuler Japanese Club (JC) SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. B. Data Angket Data angket dikumpulkan setelah seluruh proses penelitian dilakukan. Angket ini terdiri atas 12 nomor, dan disusun berdasarkan kisi-kisi angket. Data angket yang telah terkumpul diolah, kemudian hasil presentase tersebut ditafsirkan sesuai tabel yang ada. Dari analisis yang telah dilakukan, dapat ditarik simpulan bahwa sampel yang merupakan peserta penelitian sebagian memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan media DVD Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu. Sebagian besar juga berminat untuk menggunakan media ini lagi demi meningkatkan keterampilan bahasa Jepang mereka, khususnya pada aspek mendengar dan berbicara. Hal ini sesuai dengan peningkatan pada hasil belajar pada saat sebelum pembelajaran dan sesudah pembelajaran. C. Data Observasi Untuk mendukung penelitian yang dilakukan, peneliti juga melibatkan observer yang bertugas untuk mengobservasi tiap pertemuan penelitian ini. Observasi dilakukan sebanyak 3 kali oleh 3 orang observer. Observasi yang dilakukan berupa pengisian lembar ceklis observasi. Dalam lembar tersebut, terdapat 13 poin yang mencerminkan situasi atau keadaan dalam kelas selama kegiatan penelitian berlangsung. Situasi atau keadaan tersebut lalu diukur melalui presentase frekuensi seberapa sering situasi tersebut terjadi. Dari hasil analisis observasi yang telah dilakukan, dapat dilihat situasi kelas yang dianggap kondusif sehingga memengaruhi pembelajaran di dalam kelas. Pada beberapa pertemuan siswa juga aktif bertanya kepada guru, dan mau berbicara saat latihan percakapan dilakukan. Guru juga terlihat aktif dengan banyak bergerak, dan beberapa kali melempar pertanyaan pada siswa. Walau terdapat beberapa kendala seperti siswa yang keluar kelas, atau mengobrol saat pembelajaran, dan penurunan performa guru pada pertemuan terakhir. Namun, bisa dikatakan bahwa situasi pembelajaran terbilang baik. Analisis dari hasil penelitian ini, dilihat dari data tes terdapat perbedaan antara hasil belajar sebelum diadakannya penelitian (pre-test) dengan hasil belajar setelah penelitian (posttest). Hal tersebut didukung dengan nilai t hitung lebih besar daripada t tabel. Hingga dapat diambil simpulan bahwa H0 ditolak dan Hk diterima atau disetujui. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan pula bahwa model pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan DVD Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu pada pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar memberikan pengaruh baik terhadap peningkatan kemampuan berbicara siswa. Hal ini didukung dengan adanya respon positif siswa terhadap media yang digunakan selama pembelajaran melalui hasil angket, sehingga sebagian besar siswa berminat untuk kembali menggunakan media ini demi meningkatkan kemampuan bahasa Jepang mereka. Sementara dari hasil observasi, dapat diketahui bahwa selama kegiatan penelitian berlangsung, situasi kelas terbilang kondusif walau terdapat beberapa kendala sehingga turut memengaruhi pembelajaran di dalam kelas. DAFTAR PUSTAKA A. Pribadi, Benny.(2009). Model Desain Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Alvira, Idea. (2012). Efektivitas Penggunaan Media Film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu Dalam Pembelajaran Tata Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Skripsi FPBS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Arsjad, Maidar G. dan Mukti U.S. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Colin Marsh. (1996). Handbook for Beginning Teachers. Sydney: Addison Wesley Longman Australia Pry Limited. Darojah, Ridan Umi. (2011). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melaporkan dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Yogyakarta. Skripsi FPBS UNY: Tidak diterbitkan. Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. DePoter, Bobbi, etc. (1999). Quantum Teaching. Bandung: Mizan Pustaka. Djamarah dan Zain. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta Djiwandono, M. Soenardi. (2008). Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks. Hamruni.(2009). Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Purwanto. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali. Semi, M. Atar. (1992). Terampil Berpidato. Bandung : Angkasa Setiyadi, Bambang Ag. (2006). Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Sudjianto dan Ahmad Dahidi. (2004). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc. Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc. Sugiyanto. (2007). Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13. Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora. Syafi’ie, Imam. (1998). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Djago dkk. (1997). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta: PTK. Tarigan, Henry Guntur. (1983). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tim Penyusun. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia. 『「エリンが朝鮮!日本語できます」のDVDで初級日本語 学習者の会話スキルの授業モデル』 (2012/2013 年度 SMA Labschool UPI の生徒に対するケーススタディ) はじめに 言語学習者の中で、話すことは言語学習者によって習得すべきスキルの一つの側 面であると言われた。これは、話しが思考や感情を表現する口頭心理で、それから経 験と共有情報を伝えるためである。話すもほかの言語スキルを伴う活動、聞くや、通 信など社会的スキルなどである。話すは一つのソースから別のメッセージの転送があ るから、コミュニケーションの基本的プロセスになると言われた。 外国の学習者に、話すスキルはほかのスキルと同様に重要である。しかし、話す 時外国語の文法や語彙などの基本的な知識が必要である。文章で間違っているの恐怖、 語彙を読み誤るから、話すことは自身がない多くの外国の学習者と考えられるから、 それは支能ではない。使用母語と外国語を発音する方法の違いによる発音の困難から である。話者が使用するから話すことができるはずである。 実際には、今の外国語を学ぶ、主な初級日本語(高校生のレベル)の、話すスキ ルに得点を当ててまだ少し。インドネシアにあるカリキュラムによって、達成するの に必要となる基本的な能力は口頭で日常生活に情報を開示する能力である。実際に、 まだ教科書に焦点を当てている。生徒が退屈して、実の会話を創造することはできな い。そうすれば、メディアや戦略を必要とする。それらの一つは『エリンが朝鮮!日 本語できます』の DVD (Digital Video Program) を使って初級日本語に日本語の会 話を勉強する。この『エリンが朝鮮!日本語できます』の DVDは国際交流基金日 本語機関 (The Japan Foundation Language Institute) によって作成されたオーディオビ ジュアルプログラムのである。この映画は面白い素材がふくまれていて、学生たちが 好きになっているかもしれない。『エリンが朝鮮!日本語できます』の DVDの研 究された研究者が多くのであったけれでも会話スキルのことはまだ研究されると思わ れている。 研究の目的はこの授業モデルの計画と実施を知っていて、実験の影響を知ってい て、それから実験の参加者からこのモデルの応答を知っているためである。 前研究いくつかの研究がある。Idea Alvira (2012) の論文、タイトルは「初級日 本 語 学 習 者 の た め の 『 エ リ ン が 朝 鮮 ! 日 本 語 で き ま す 』 を 使 用 」 ( Efektivitas Penggunaan Media Film Erin ga Chousen! Nihongo Dekimasu dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Tingkat Dasar)。その研究の結果は『エリンが朝鮮!日本語できます』の D せいか VDを使って学んだの後で、学習成果がよいになった。それなら、別のことを、同じ メディアのある研究してが必要であると思われた。そのため筆者は『エリンが朝鮮! 日本語できます』の DVDメディアを使って研究をする。ほかの研究は Ridan Umi Darojah (2011) の論文、タイトルは「七年生の 12 のジョグジャカルタ中学生にアニ メーション映画のメディアによって話す強調」 (Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Yogyakarta)。その研究の結 果はアニメーションの映画は話すスキルに向上させた。 授業モデルは教師の最初から最後までの教えている方法である。この論文に授業 モデルのはあるメディアで学習する教師の方法と戦略の意味である。そして使ってい るメディアは映画のことである。映画のは観客にあるビジュアルの物語を見えている。 学習のプロセスに映画のことは学生にとって面白くて、退屈しらずに、好きになれて いたかもしれないと言われた。『エリンが朝鮮!日本語できます』の DVDは多く の場合、日本語の授業で使用されている。この映画は 25 のエピソードがある。ある エピソードは別のテーマがある。文法以外、この映画はほかの日本人のネイティブス ピーカーで会話スキットもする。それなら、学習者は簡単に実の日本の会話を学べる。 研究方法 この研究の中で、準実験 (Quasi-experimental) の方法を使っている。準実験はた だ一つクラスとして制御クラスと実験的なクラスを使用の実験である。日本語の学習 の中で、準実験は有効性と効率を向上させるのためメソッドをテストするためにしよ う ( Sutedi Pre-test 実験 Post-test 22)のであ 2011、p. る。これなら筆 者は準実験の方法をこの研究を使っている。筆者は『エリンが朝鮮!日本語できます』 の DVDで話すスキルの学習モデルはテストしようとする。 使用研究デザインは Pre-test and Post-test design. 理由は実験前のスキルと実験後 のスキルを見たいと測定したいのためだから。Pre-test の結果から実験前のスキルの ことをわかって、この結果は評価するのことになる。Post-test の結果から増加に見ら れることである。 タブル1 Pre-test と Post-test のタブルデザイン O1 X1 O2 X1:『エリンが朝鮮!日本語できます』の DVDで学習の実験をする O1: Pre-test O2: Post-test この研究に関与する集団とサンプルが 12 人の Japanese Club (JC) UPI の Labschool の高校生である。学生はX年生とXI年生がいる。本研究では、用意されたクラスが 必要になるため、このサンプルを実験クラスとして参加さるのである。 使用研究機器は 3 つがある: 1. 会話テスト このテストは実験前と実験後の結果をわかるのため使用された。テス トの形は目標に焦点をあって、学生は性格に言えば日本語で話すことがで きるためである。教材は『エリンが朝鮮!日本語できます』のDVDを使 って、実験間に教える。 タブル2 学習教材のタブル 会議 教材 メディアDVD 1 初めてのあいさつ・自己紹介 エピソード 1 2 好きなもの・好きなこと エピソード 7 3 欲しいもの・したいこと エピソード 15 評価基準は 4 つがある:1)雄弁、2)教材の適合せい、3)発音の 明瞭さ、4)精密インタラクション。この会話テストは3人に評価された。 5ポイントの最大値と1ポイントの最小値である。これをすると評価は客 観になれている。この会話テストはペアで行っている。Post-test は pre- test と同じ形をする。 2. アンケッと アンケッとは学生たちの実験のことの応答をわかるに行われている。 アンケッとの中で12アイテムがある。そのアイテムは 4 つの基準で構成 されている:1)学習教材の知識こと、2)実験を行う前に印象、3)実 験間に印象、4)実験を行う後に印象。 かんさつ 3. 観察 観察は実験のプロセスをわかることのためにお行われている。観察シ じっこう ートをつかって、オブザーバーで実験中に実行されている。 この研究のデータ処理技術はまず別々のポイントを数、それから平均された。実 のポイントができたら、T-テスト のテスト式 pre-test and post test one group design で処理される。T得点を得られると、5%と 10%の有意水準のT標にくらべる。T得点のポイントがT標より大きい、それなら H0 は却下されて;テスト結果に違いがある。もし、T得点のポイントがT標より小 さい、それならH0 はうけつけられて;テスト結果に違いがない。アンケッとのデー タ処理のため使用割合をつかって、それから書く解答は一つ一つを説明されている。 結果と議論 この Japanese Club (JC) UPI の Labschool の12高校生に『エリンが朝鮮!日本語 できます』の DVDで会話スキルの授業モデルの実験は一周間にされていた。毎授 業は 90分かかって、一般的には標準の日本語学習による。 まず、最初の会議は実験のことを紹介していた。教材や、実験の時間を言われた。 実験の後、学生たちは初期値をわかるように、pre-test 1-3の会議は『エリンが朝鮮!日本語できます』の をするべきだ。それから、 DVDで日本語の話すを勉強 した。最後の会議は最終値をわかるように、post-test をするべきだ。この最後の会議 に学生たちもアンケットをした。 実験をされたから、3つのデータをもらった。そのデータ:1)会話テストのデ ーた、2)アンケットのデータ、3)観察のデータ。 A.会話テストのデータ 1. Pre-test のでーた Pre-test はサンプルを実験の治療された前にした。テストの前に、 学生たちは一週間に準備をして、それからテスト中はペアと一緒に会話 を話した。会話のテーマはその3つの教材を自由に会話をした。テスト 時、学生たちは 3 評価者が評価されていた。 この3人の評価者からもらったデータを見ると、学生たちの初期値 を分けていた。評価の4つの側面から、多くの学生たちは会話の教材を まだ理解しなかった。さらに、発音の明瞭さの欠陥があった。流暢に話 すことができるもの、しかしペアとインタラクションのことがまだかけ ていた。ペアの話すがわからずにや、何の質問をした、何の答えた、そ の間違いのこともあった。 2.Post-test のデータ Post-test はサンプルを実験の治療されたあとにした。プロセスと 形なども Pre-test と同じである。学生たちは一種間に準備をして、それ からテスト時にペアと一緒に会話をした。 3人の評価者がもらったデータを見ると、3回の授業後からの学生 たちの採集値を分けていた。Pre-test を比べると post-test の結果は増加 がある。これは pre-test の前に学生たち会話の教材がまだわからなかっ たので、それを発音することもまだできなかった。実験をされたの後で、 学生たちは知識をもらって、自分で会話を作ることができた。そしたら、 ある 1,2 のポイントを下がった。これはある要因があった、例:最後 のテストだから緊張されてや、テストの教材がわからないからまだ準備 してなどがあった。 この3つの評価は平均化になって、それから全部の評価をもらえる かさん ため加算した。 研究参加者の増加スキルは pre-test と post-test の評価から見られた。一番 増えるポイントは教材の習得ものにあった。1.73ポイントから2,3ポイ ントを増えた、4.03ポイントになる。それから過ぎないの増加は雄弁のも のである。3.05ポイントから0.45ポイントをふえた、3.5ポイント になる。後ほかの2つものは、発音の明瞭さと精密インタラクションも増加が あった。発音の明瞭さのものは、2.7ポイントから1,2ポイントを増えた、 3.9ポイントになる。精密のインタラクションのものは、2.75ポイント から、0.65ポイントをふえた、3.5ポイントになる。これは平均の値に 影響を与えた。Pre-test に10.8ポイントから、post-test は4,1ポイント を増えた、14.9になる。その結果はまだ満点を達成するだが、3 回の授業 から、『エリンが朝鮮!日本語できます』の で、学生たちの会話スキルの増加が見える。 DVDで授業モデルをしたあと 必要なデータをもらった、そのデータはT-テストの pre-test and post test one group design で処理した。それから評価はT標と比べていた。計算から、 T得点は10.5ぽいんと、そして自由度(db)= 11 である。このT 得点は5%と10%の有意水準のT標とくらべていた。5%のT標には、T得 点=10.5ポイントはT標=2.20ポイント(10.5 > 2.20)よ り大きいである。それから、10%の有意水準のT標には、T得点=10.5 ポイントはT標=3.11ポイント(10.5>3.11)より大きいであっ た。このようなH0は却下されて、そしてHkはうけつけられていた。 B.アンケッとのデータ アンケッとのデータは研究の後にした。このアンケッとは12アイテムが あって、そのアイテムは4つの基準で構成されていた。データのパーセンテー ジの結果はターベルにしたがって解釈した。結果は研究参加者がこの『エリン が朝鮮!日本語できます』のDVDで日本語を勉強しますのことを肯定的な印 象と言われた。多き研究参加者は日本語能力を改善するため、このメディアで 勉強することに持っていて。特に話すスキルと聞くスキルなどのためである。 これは改良された学習成果に従っている。 C.観察データ 研究を支援をするつもり、筆者はオブザーバーとこの研究会議を観察した。 3回の観察は3人のオブザーバーにした。観察の形チェックシートを埋めた。 それは教室にある活動を説明していて、13ポイントのチェックシートである。 その活動はどのぐらい発生する頻度のパーセンテージからみた。 結果は観察の評価から授業中に教室の活動が良いと思われた。ある会議は 学生たちは先生によく質問をして、それから会話練習のとき学生たちは話すを したいが見えた。先生も授業中によく移動を見えて、数回学生に質問をした。 しかし、制約もあった。例、教室から出て学生や、授業中にお喋りして学生も いった。そのことをあったけど、授業中の活動は良いと思われていた。 結論 この『エリンが朝鮮!日本語できます』の DVDで会話スキルの授業モデルを 研究していたの結果からT-テストを比べるとH0閣下されたで、それからHkはう けていた、意味は実験前と実験後の結果に違いがあった。これなら、『エリンが朝 鮮!日本語できます!』の DVDで会話スキルの授業モデルは話すスキルを向上さ せることができる。特に Japanese Club (JC) UPI の Labschool の学生たちである。
© Copyright 2024 ExpyDoc