RINGKASAN

RINGKASAN
DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue yang ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes spp. Penyakit ini masih menjadi masalah
kesehatan cukup serius di beberapa daerah di Purwokerto. Kelurahan Rejasari adalah salah
satu daerah di Purwokerto yang pada tahun 2010 masih berstatus sporadis DBD, namun pada
tahun 2011 telah berubah status menjadi endemik DBD. Atas dasar kondisi di Kelurahan
Rejasari yang semula sporadis menjadi endemik, maka perlu diadakan survey kepadatan dan
pemeriksaan ovarium nyamuk Aedes spp. untuk memprediksikan adanya resiko penularan DBD
di Kelurahan Rejasari. Apabila nyamuk sudah pernah bertelur, maka nyamuk tersebut sudah
pernah menghisap darah manusia dan dapat beresiko menularkan virus DBD. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui kepadatan dan parousitas nyamuk Aedes spp. vektor penyakit
demam berdarah dengue di Kelurahan Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat. Metode
penelitian yang digunakan adalah survey dengan teknik random sampling. Pengambilan sampel
nyamuk dilakukan dengan dua kali ulangan. Variabel yang diamati adalah kepadatan dan
parousitas Aedes spp. Parameter yang diamati adalah jumlah nyamuk (perjam dan
perpengumpan) serta jumlah nyamuk yang parous. Metode analisis untuk menghitung
kepadatan nyamuk dengan menggunakan rumus MHD (Man Hour Density), yaitu jumlah
nyamuk tertangkap per spesies yang dibagi dengan jumlah jam penangkapan dikalikan jumlah
pengumpan. Parousitas nyamuk diketahui dengan menggunakan rumus Parous rate, yaitu
jumlah nyamuk parous dibagi seluruh nyamuk yang diamati dan dikalikan 100%. Hasil
penelitian diperoleh nilai MHD yang rendah, pada indoor 0,18 dan outdoor 2,17. Perhitungan
angka parousitas indoor sebanyak 23,87% dan outdoor sebanyak 58,28%. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kelurahan Rejasari berpotensi rendah
terhadap penularan DBD.
Kata kunci : Aedes spp., MHD, Parousitas, Kelurahan Rejasari.
SUMMARY
DHF (Dengue Hemorrhagic Fever) is a disease caused by infection of dengue virus
which is transmitted through mosquito vector Aedes spp. The disease is still a pretty serious
health problems in some areas in Purwokerto. Rejasari (sub district) is one of the areas in
Purwokerto, which in 2010 was still a sporadic DHF, but in 2011 has changed the status
becoming endemic dengue. From the fact that the conditions in the Rejasari kelurahan is first
previously sporadic become endemic, it is necessary to conduct the survey of the density and
parousity of Aedes spp. to predict the risk of dengue transmission in Rejasari. If the mosquitoes
had been laying eggs, indicate that the mosquitoes had been sucking human blood and it has a
risk of transmitting dengue virus. The purpose of this study was to determine the density and
parousity of Aedes spp. vector of dengue fever in Rejasari, West Purwokerto. The method used
was a survey with a random sampling technique. Sampling was done in two replications. The
variables measured were density and parousity of Aedes spp. Parameters observation are the
number of mosquitoes (per hour and per bait or feeder arrest) and the number of mosquitoes
that were parous. The analytical method for calculating the density of mosquitoes by using a
formula MHD (Man Hour Density), namely the number of mosquitoes caught each spesies
divided by the number of hours multiplied time the number of feeder arrest. Parousity was
gained using the formula Parous rate, that was the number of mosquitoes parous divided
mosquitoes numbers observed and multiplied by 100%. MHD and parousity value used to
determine the potential for the spreading of dengue in the region. Result shows that the MHD
was low, namely 0,18 (indoor) and 2,17 (outdoor). While parousity shows the mosquitoes
caught from indoor lower (23,87%), then parousity from outdoor (58,28%). Based on the
results, can be concluded that Rejasari potentially lower for transmission of dengue.
Keywords : Aedes spp., MHD, Parousitas, Rejasari.