ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN SETTOUGO DAN MU- DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG FU- (Pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia Tahun Ajaran 2012/2013) インドネシア教育大学にほんご教育学科の三年生の 接頭語「不」と「無」の誤用分析 Sany Amalia, Drs. H. Ahmad Dahidi1, Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum2 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia [email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang hasil analisis kesalahan mahasiswa dalam penggunaan settougo Fu- dan Mu-. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan apa saja yang muncul dalam penggunaan settougo Fu- dan Mu- pada mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, untuk mencari penyebab munculnya kesalahan tersebut, dan mencari upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif. Untuk memperoleh data, instrumen yang digunakan berupa tes objektif dan tes subjektif. Teknik dalam mengumpulkan data adalah one shoot model, dimana pengambilan data dilakukan dalam satu waktu. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI Tahun Ajaran 2013-2013 dengan jumlah 30 orang. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kesalahan mahasiswa tingkat III dalam penggunaan settougo Fu- dan Mu-, diantaranya yaitu memahami konteks kalimat dan penggunaan settougo Fu- atau Mu- yang tepat dalam menunjukkan fungsi settougo masing-masing dengan persentase sebesar (39,37%), pemahaman penggunaan settougo Fu- dan Mu- pada sebuah pernyataan dengan persentase kesalahan sebesar (33,8), dan pemahaman makna settougo Fu- dan Mu- dalam proses menerjemahkan kedalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dengan persentase (26, 83%). Melihat hasil penelitian tersebut, penulis berpendapat bahwa diperlukan peran serta pengajar untuk 1 2 Penulis Penanggung Jawab Penulis Penanggung Jawab membuat metode yang lebih mudah dipahami yang dapat membedakan dengan jelas penggunaan settougo Fu- dan Mu-. Keyword : Settougo, Fu-, Mu-, analisis kesalahan “ANALYSIS OF ERRORS IN USE SETTOUGO FU- AND MU- IN SENTENCE OF JAPANESE LANGUAGE” (Toward The Third Year Japanese Language Education Department Students at FPBS UPI) This research discusses about the result of students errors analysis in use settougo Fu- and Mu-. The purposes of this research are to know any errors which appear in use settougo Fu- and Mu- to the third year Japanese language education department students at Indonesia University of Education, to find out the cause from those errors happen, and to find out effort to solve those difficulties. This research uses descriptive method. Objective and subjective test are used as instruments to get the data. One shoot model is used as technique to collect the data, where data collection is used in one time. While, sample of this research is the third year Japanese language education department students at FPBS UPI in Academic Year 20122013 which consist of 30 students. Based on the result of this research is found that the third year students errors in use settougo Fu- and Mu-, namely: understand about context of sentence and use settougo Fu- or Mu- which right in showing function of each settougo with the percentage of error of 39,37%, understanding of use settougo Fu- and Mu- to a statement with the percentage of error of 33,8%, and understanding the meaning of settougo Fu- and Mu- in translate process into Japanese and Indonesian language with the percentage of error of 26,83%. Based on the result of this research, the writer thinks that the role and participation of the teacher is needed to make method that can be understood easily and can distinguish the use of settougo Fu- and Mu- clearly. Keyword: Settougo, Fu-, Mu-, analysis of errors LATAR BELAKANG Dalam klasifikasi kata bahasa Jepang, terdapat salah satunya bentuk kata depan, atau awalan, atau prefiks, yang biasa disebut dengan settougo atau setsuji. Di dalam settougo pun terdapat beberapa macam jenis kata awalan yang memiliki makna hampir sama. Diantaranya imbuhan 不 (fu), 非 (hi), 未 (mi), 無 (mu), dan lain sebagainya. Dari 13 prefiks yang terdapat dalam bahasa Jepang, fu- dan mu- merupakan contoh settougo yang memiliki arti atau makna kurang lebih sama. Karena cukup sering muncul atau familiar dengan lingkungan pembelajar tingkat menengah khususnya, misalnya kata 不便(fuben), 無理 (muri), 無料(muryou), dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk mengambil kedua jenis settougo ini untuk dijadikan bahan penelitian.. Selain menggunakan settougo tersebut untuk menunjukkan penyangkalan, ada pula bentuk pola kalimat “…ga arimasen,….dewa arimasen” yang sebelumnya sudah terlebih dahulu dipelajari oleh para pembelajar sebelum mengenal bentuk prefiks bahasa Jepang (Settougo). Karena sudah lebih dahulu mempelajari pola tersebut dalam menyatakan penyangkalan, maka tidak heran apabila pembelajar cenderung lebih sering menggunakan pola kalimat tersebut dibandingkan dengan menggunakan settougo jenis fu- dan mu-. Hal inilah yang menimbulkan rasa keingintahuan berikutnya dari diri penulis untuk meneliti lebih lanjut mengapa pembelajar lebih cenderung memilih tidak menggunakan settougo ketika mengungkapkan penyangkalan. Adakah faktor kesalahan yang kerap ditimbulkan ketika menggunakan settougo, sehingga menyebabkan pembelajar jarang untuk menggunakannya. Disamping itu, adanya ketumpangtindihan makna antara settougo fu- dan mu- yang telah dijabarkan sebelumnya, apakah dapat dikatakan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan para pembelajar ketika menggunakan kedua jenis settougo tersebut. Penelitian ini perlu ditindak lanjuti mengingat menurut penulis materi settougo ini cukup sering muncul dalam pembelajaran bahasa Jepang, khususnya ketika pembelajar berada dalam level intermediate (chukyuu). Tidak jarang pula settougo muncul dalam tes kemampuan bahasa Jepang atau yang biasa dikenal dengan nihongo nouryokushiken. Mengingat begitu berperannya settougo dalam lingkungan pembelajaran bahasa Jepang, ini menjadi salah satu alasan penulis untuk memilih serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang settougo, khususnya fu- dan mu-. Oleh karena itu, penulis akan mengadakan penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Settougo Fu- Dan Mu- Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Pada Mahasiswa Tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)” METODE Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab permasalahan secara actual. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan imbuhan awalan bahasa Jepang (settougo), untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan tersebut muncul, dan untuk mencari solusi yang tepat agar kesalahan dalam menggunakan imbuhan awalan bahasa Jepang (settougo) tidak terulang kembali. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013. Dan sampelnya adalah 30 orang mahasiswa tingkat 3 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun instrumen penelitiannya adalah tes dan angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan instrument tertulis yang dibagi menjadi 20 soal pilihan dan 10 soal menerjemahkan kalimat, penulis telah menerima 900 butir jawaban, dan dari seluruh jawaban tersebut terdapat 287 kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut mencakup di seluruh bagian. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat rinciannya pada tabel di bawah ini. Materi No.Soal f % F % Pemahaman konteks kalimat dan penggunaan settougo Fu- atau Mu- yang tepat dalam menunjukkan fungsi settougo masing-masing Pemahaman penggunaan settougo Fu- dan Mupada sebuah pernyataan 1 2 6,67 2 18 60,00 3 18 60,00 4 14 46,67 5 12 40,00 6 14 46,67 7 13 43,33 8 6 20,00 9 8 26,67 10 8 26,67 11 2 6,67 12 17 56,67 13 7 23,33 14 8 26,67 15 17 56,67 16 1 3,33 17 6 20,00 18 9 30,00 19 14 46,67 20 16 46,67 113 39,37 97 33,8 77 26,83 21 Pemahaman makna settougo Fu- dan Mu- 22 dalam proses menerjemahkan kedalam bahasa 23 Jepang dan bahasa Indonesia 24 25 「不」 26 「無」 27 28 29 30 Tabel 4.1 Kesalahan Berdasarkan tabel di atas, kita bisa melihat bahwa kesalahan mencakup di semua bagian, dan persentase kesalahan tertinggi terdapat pada bagian settougo Mu- yang muatan soalnya dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan memahami penggunaan settougo Muyang mengandung makna larangan, perbuatan yang mengabaikan, dan hal yang sia-sia. Berikutnya diikuti oleh tentang pemahaman penggunaan settougo Fu- yang menyatakan makna hal yang tidak baik, janggal, dan keadaan yang mencurigakan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil tes dan angket yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa : 1. Kesalahan yang muncul mencakup dari semua aspek. Terdapat 113 kesalahan dalam soal penggunaan settougo 「 不 」 dan 「 無 」 pada konteks pemahaman kalimat dan penggunaan settougo Fu- atau Mu yang tepat dalam menunjukkan fungsi settougo masing-masing atau setara dengan 39,37%, 97 kesalahan yang diwakili dengan angka persentase 33,80% dalam soal pemahaman penggunaan settougo Fu- dan Mu- pada sebuah pernyataan, terakhir pemahaman makna settougo Fu- dan Mu- dalam proses menerjemahkan sebanyak 77 kesalahan atau setara dengan 26,83%. インドネシア教育大学にほんご教育学科の三年生の 接頭語「不」と「無」の誤用分析 A. 初めに インドネシア語と同じように、日本語にも「プレフィック」という意味 で、「接頭語」がある。接頭語というのは日本語の語彙の中で小さな部分であ るが、大切な役割持っている。しかし、日本語の学習者にとっては、困難感じ るため、接頭語を学ぶことは大切である。接頭語というのは接尾語とともに、 接辞の一部である。 忠男氏(1995:1206)によると、接頭語というのは自立語の上に付けて 意味を揃えたり、文法的性質を変えたりする語、単独では用い らな い 。 Tsuruko Asano (1971:992) によると、接頭語「無」というのは、ほかの語の上 について「~がない」の意味を表す。 例: 政治家の演説はたいてい無意味なおしゃべりに過ぎない。 Seijika no enzetsu wa taitei muimi na oshaberi ni suginai. Pidato politisi biasanya tidak lebih dari ocehan tanpa arti. 授業の中では、二年生からも「不」と「無」という接頭語よく会話や文 法や作文やひょうきなどの教科書の例文に現れる。「不」と「無」の使用は分 かりやすく見えるが、学習者が文を作る場合とかは「不」と「無」の使用がよ く取り替わってしまうというケースがまま見受けられる。 そのため、「不」と「無」の誤用を解決できるように誤用の原因を分析 する必要がある。 上記のことに基づき、筆者は『インドネシア教育大学日本語教育学科の三年生 の接頭語「不」と「無」の誤用分析』というテーマで、研究を行った。 B. 研究の目的 本研究の目的は次のようである。 1. 学習者がどのような誤用の種類があるかを明らかにする。 2. 学習者によって「不」・「無」の誤用の原因を明らかにする。 3.「不」・「無」の誤用を解釈する。 C. 研究の方法 本研究の方法はデスクリプト法である。デスクリプトという分析方法は問題を解 決するためにいくつかの可能性を検討しデータを収集し、解決することである。 データを収集するために客観的なテスト主観的なテストを使用する。対象者はイ ンドネシア教育大学の日本語教育学科の三年生である。 本研究の手順は次のようである。 1. データを収集する 本研究では、インドネシア教育大学日本語教育学科三年生の学習者の「不」と 「無」という接頭語誤用分析に関する先行を参考して、インドネシア教育大学 日本語学科の三年生の学習者にアンケートを用い、行う。アンケートは学習者 に配り、アンケートの選んだ答えの原因を面接し、アンケートの結果を述べた 後、テストを行い、テストの答えの原因を知るため、また面接をする。 2. データを分析する アンケート及び面接やテストの結果に基づき、データを分析する。 3. 結論 研究のデータを分析した結果から結論することである。 D. 研究のポピュレーションとサンプル 本研究のポピュレーションは全部の2012.2013の日本語教育学 科の学習者であが、本研究のサンプルはは2012.2013年度三年生の3 0名である。 E. 理論的の基部 忠男氏(1995:1206)によると、接頭語というのは自立語の上に付けて意味を揃 えたり、文法的性質を変えたりする語、単独では用いらない。 1) 接頭語「不」 Timothi J. Vance (1993:4) によると、接頭語「不」というのは、示している基本語 彙の種類を示し、ある否定や悪いことを示す。接頭語「不」も不利な状態を表す。 2)接頭語「無」 Tsuruko Asano (1971:992) によると、接頭語「無」というのは、ほかの語の上 について「~がない」の意味を表す。 F. データの分析の結果 a. 分析の結果 本研究の結果は次の通りである: マテリ 番号 誤用 % 1 2 6,67 2 18 60,00 3 18 60,00 4 14 46,67 5 12 40,00 文のコンテキストの理解と二つの接頭語の 6 14 46,67 特集的な技能の使用仕方の反応 7 13 43,33 8 6 20,00 9 8 26,67 10 8 26,67 誤用 % 113 39,37 表明における「不」・「無」の使用仕方の 理解 11 2 6,67 12 17 56,67 13 7 23,33 14 8 26,67 15 17 56,67 16 1 3,33 17 6 20,00 18 9 30,00 19 14 46,67 20 16 46,67 97 33,8 77 26,83 21 22 23 「不」 24 「不」・「無」の意味の理解で日本語とイ 25 ンドネシア語へ翻訳中に 26 27 「無」 28 29 30 上記の表に基づき、研究の結果はつぎのように述べていく: 1. 文のコンテキストの理解と二つの接頭語の特集的な技能の使用仕方の反応 (39,37%)である。 2. 表明における「不」・「無」の使用仕方の理解(33,8%)である。 3. 「不」・「無」の意味の理解で日本語とインドネシア語へ翻訳中に(26, 83%)である。 b. 誤用の原因 インタビューを通じて、ほとんど誤用の原因は能力の欠如である。その能力の 欠如を具体的には次のように述べている: 1. 学習者は「不」・「無」の機能をあまり理解しないことである。 2. 学習者は「不」・「無」の違いをあまり理解できないことである。 3. 教科書で接頭語の詳しい説明があまりないことである。 G. 終わりに a. まとめ 上記で述べたように、最も多かった「不」と「無」の使用仕方は「文の コンテキストの理解と二つの接頭語の特集的な技能の使用仕方の反応 (39,37%)」、二番目は「表明における「不」・「無」の使用仕方 の理解(33,8%)」、そして最も少なくなった誤用は「「不」・「無」 の意味の理解で日本語とインドネシア語へ翻訳中に(26,83)」であ る。 b. 今後の課題 分析の結果から見ると、筆者は「不」・「無」の学習を簡単にするため に次の通りアドバイスを述べて行きたい。 1. 教師は分かりやすい例文を作り、「不」・「無」の違いはよく見えるよ うである。 2. 授業の中、接頭語について詳しい説明が必要である。 3. 学習者は、「不」・「無」を使うし、良い文を作り、分からないことが あった場合、よく先生などに聞く。 学習者からの一般的アドバイスは次のように述べている: 1. 日本語を勉強するには学校からもらった教科書しか読めなくて、他の資 料やハンド・アウトも読んで欲しい。 2. 勉強に興味を高まり、授業に集中してり独立・個人勉強も必要だと思う。 3. 日本語授業の中、作文を書く時、文を作るように接頭語をよく使うだと 思う。 DAFTAR PUSTAKA (参考文献) Asano, Tsuruko. 1994. Gaikokujin no Tame no Kihongo Yourei Jiten. Tokyo : Agency for Cultural Affairs (Bunkatei) Guruupu Jamashi. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Kuroshio, Japan. Haruhiko, Kindaichi. 1989. Nihongo Daijiten. Japan : Kodansha Haruhiko, Kindaichi. 1979. Nihongo Hyakka Jiten. Japan : Sanseido Izuhara, Shouji. 1998. Ruigigo Tsukaiwake Jiten. Tokyo : Kenkyuusha Kiyoshi, Kobayashi, 1981. Kokugo Daijiten. Japan : Shogakukan Matsumura, Akira. 2001. Nihongo Bunpou Daijiten. Tokyo : Meijishoshin. Miyaji, Matatsuo dan Nitta, Yoshio. 1995. Nihongo Ruigigo Hyougen No Bunpu (Shita). Urawa : Kuroshio Ogawa, Masao. 1990. Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo : Taishukan Soten. Yoshimi, Ishiguro. 1971. Shougaku Kokugo Jiten. Tokyo : Sanseido
© Copyright 2024 ExpyDoc