ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMBELAJAR BAHASA
JEPANG DALAM PELAFALAN BUNYI ZA, ZU, ZE DAN
ZO
(Penelitian Deskriptif terhadap Mahasiswa
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI)
Ariani Arifin, Dianni Risda1, Neneng Sutjianti2
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
Abstrak
Ketika kita menggunakan bahasa Lisan maka kita harus
memperhatikan pelafalan dalam mengucapkan kata-kata dalam bahasa
Jepang. Pelafalan yang salah sering kali dapat mengakibatkan lawan
bicara tidak dapat memahami maksud pembicara dan dapat pula
menyebabkan perbedaan arti. Pada penelitian ini penulis akan meneliti
tentang pelafalan bunyi frikatifkhusunyabunyi“Z”. Bagi pembelajar
asing khususnya Indonesia bunyi “Z” ini sering sekali mengalami
kesalahan dalam pelafalannya. Bunyi “Z” ini sering keluar menjadi
bunyi “J”. Bunyi “Z” termasuk bunyi konsonan frikatif dental alveolar
yang bersuara, yaitu bunyi yang dikeluarkan dengan menggunakan alat
ucap antara gigi atas dan gusi (alveolum) dengan ujung lidah, dan
bunyi ini mengeluarkan suara desis karena arus udara pernafasan (pada
alat ucap) yang menyempit. ( Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. 2004 : 33).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif
dengan instrumen penelitian berupa tes dan angket. Sampel penelitian
ini yaitu Mahasiswa tingkat I, II, III, IV JPBJ FPBS UPI dengan
masing-masing tingkat 10 orang. Dalam penelitian ini penulis
merekam suara responden ketika membaca bunyi Za, Zu, Ze dan Zo
dalam bentuk kalimat dan kata. Kata rekaman tersebut diperiksa oleh
native lalu dianalisis. Hasil penelitian ini adalah 1) tingkat kemampuan
Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI melafalkan bunyi Za, Zu,
1
2
Penulis Penanggung Jawab
Penulis Penanggung Jawab
Ze dan Zo adalah cukup. 2) faktor-faktor yang mempangaruhi
kesalahan pelafalan tersebut dilihat dari data tes adalah karena faktor
letak, sedangkan dilihat dari data angket antara lain karena bahasa ibu
dan karena terburu-buru. Berdasarkan tes menggunakan teknik
ANAVA hasilnya menujukan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat I, II, III dan IV dalam melafalkan bunyi Za, Zu, Ze dan
Zo dalam bentuk kalimat maupun kata. Ini berarti lamanya belajar
tindak mempengaruhi tingkat kemampuan mahasiswa dalam
melafalkan bunyi tersebut.
Kata kunci : frikatif, pelafalan, analisis kemampuan
ANALYSIS OF THE CAPABILITY OF JAPANESE
LANGUAGE LEARNERS IN PRONOUNCING THE
SOUND OF ZA, ZU, ZE AND ZO (Descriptive Research
to Student of Japanese Language Education FPBS
UPI )
Ariani Arifin, Dianni Risda, Neneng Sutjianti
Abstract
When we use the spoken language then we must pay attention to
prounounciation in pronouncing the words in Japanese. The incorrect
pronounciation often result in caller is not able to understand the intent of the
speaker and can cause a difference in meaning. On this research the author will
researching about fricative sound pronounciation especially the sound of Z. for
foreign learners especially Indonesia learners the sound of Z often encounter
errors in pronounciation. The sound of Z are often out into the sound of J. The
sound of Z included dental fricative alveolar consonant, which is a sound that
resulted by using tone between upper teeth and alveolum with tongue tip. And,
this pronounce produces a rattle-like sound caused by compressed breath. This
research using quantitative descriptive research method with a research
instrument is a test and question form. The sample of this research is Japanese
student FPBS UPI of 1st,2nd , 3rd and 4th grade with each level is 10 person. In
this research author record sound of student when reading a sound of Za, Zu Ze
and Zo in the form of sentences and words.the recording of result then in the
analysis by native speaker. The result of this research is 1) ability of student in
pronouncing the sound of Za, Zu, Ze and Zo is quite. 2)when we view of test
result factors the sound of Z often encounter errors in pronounciation is because
the position of the sound, and when we view of question form is because mother
tongue and in a hurry when them read a test. Based on the F test using the
technique of ANAVAthe results showed no significant difference between
Japanese student FPBS UPI of 1st,2nd , 3rd and 4th grade. It is mean length of
study do not effect the level of ability of pronouncing the sound of Za, Zu, Ze
and Zo.
Keyword : fricative, pronouncing, analisys of the capability
Pada penelitian ini penulis akan meneliti tentang pelafalan bunyi
frikatifkhusunyabunyi“Z”. Bagi pembelajar asing khususnya Indonesia bunyi “Z”
ini sering sekali mengalami kesalahan dalam pelafalannya. Bunyi “Z” ini sering
keluar menjadi bunyi “J”, sedangkan dalam bahasa Jepang “Z” sangat berbeda
dengan “J”.
Bunyi “Z” termasuk bunyi konsonan frikatif dental alveolar yang
bersuara, yaitu bunyi yang dikeluarkan dengan menggunakan alat ucap antara
gigi atas dan gusi (alveolum) dengan ujung lidah, dan bunyi ini mengeluarkan
suara desis karena arus udara pernafasan (pada alat ucap) yang
menyempit.(Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. 2004 : 33, 35)
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan unutk
menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini denagn
menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual. (Dedi
Sutedi, 2009 : 58). Sampel pada penelitian iniadalah mahasiswa jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI, sampelnya terdiri dari tingkat 1 sampai 4
masing-masing 10 orang. Pada penelitian ini menggunakan dua instrumen
penelitin yaitu tes dan angket.Tes dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemampuan mahasiswa UPI dalam pelafalan bunyi Za, Zu, Ze dan Zo
diadakanlah tes.Tes dibagi dua yaitu tes membaca kalimat dan kata. Jumlah soal
kalimat berjumlah 20 dan kata 35 soal. Sedangkan angket dilakukan untuk
mengetahui penyebab kesalahan pelafalan bunyi Za, Zu, Ze, dan Zo penulis
memberikan angket sebanyak 10 soal.
Dalam menganalisis data yang sudah didapat ada beberapa tahap yang
harus dilalui yaitu:
1. Tes
a. Pembelajar membaca kalimat dan kata, sambil direkam
menggunakan alat perekam pada telepon genggam.
b. Hasil tes diperiksa oleh native speaker untuk
mengetahui ada tidaknya kesalahan dalam pelafalan
bunyi Za, Zu, Ze dan Zo
c. Mengklasifikasikan data menurut tingkat.
d. Analisis data
1) Menghitung banyaknya jumlah yang benar dan yang
salah
2) Mencari jumlah kuadrat keseluruhan
2. Angket
a. Menjumlahkan setiap jawaban angket
b. Menyusun frekuensi jawaban
c. Membuat tabel frekuensi
d. Menghitung persentase frekuensi dari setiap jawaban.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat kemampuan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI
dalam pelafalan Za, Zu, Ze dan Zo adalah sebagai berikut,
a. Za, Zu, Ze dan Zo dalam bentuk kalimat
1) Tingkat I dikategorikan kurang yaitu ,
121
200
atau 60.5%
136
2) Tingkat II dikategorikan cukup yaitu, 200 atau 68%
142
3) Tingkat III dikategorikan cukup yaitu200 atau 70%
132
4) Tingkat IV dikategorikan cukup yaitu200 atau 66%
b. Za, Zu, Ze dan Zo dalam bentuk kata
183
1) Tingkat I dikategorikan kurang yaitu, 300 atau 61%
209
2) Tingkat II dikategorikan cukup yaitu, 300 atau 69.7%
217
3) Tingkat III dikategorikan cukup yaitu, 214 atau 72.33%
214
4) Tingkat IV dikategorikan cukup yaitu, 300 atau 71.33%
Dari hasil tersebut bisa dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan ketika pelafalan buyni Za, Zu, Ze Zo dalam bentuk kalimat dan
bentuk kata. Bila dirata-ratakan hasil nya maka akan dilihat bahwa
kemampuan mahasiswa dalam melafalkan bunyi tersebut adalah cukup.
Apabila dilihat dengan menggunakan grafik maka akan tergambar
sebagai berikut,
74
72
70
68
66
64
62
60
58
56
54
72.33
69.7
71.33
70
68
66
kalimat
60.5 61
tingkat I
kata
tingkat II
tingkat III
tingkat IV
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa dalam melafalkan bunyi Za, Zu, Ze dan Zo. Responden
dari penelitian ini adalah mahasiswa PBJ FPBS UPI tingkat I, II, III
dan IV, masing-masing tingkat 10 orang.
Pada penelitian ini dibagi menjadi dua proses perekaman, yang
pertama adalah responden membaca bunyi Za, Zu, Ze dan Zo dalam
bentuk kalimat dan yang kedua dalam bentuk kata. Lalu hasil
rekaman tersebut di periksa oleh native speaker dan di analisis.
Hasil dari penelitian tersebut adalah tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara tingkat I, II, III dan IV dalam kemampuan
melafalkan bunyi Za, Zu, Ze dan Zo. Setelah melihat hasil angket
penyebab kesalahan tersebut lebih karena bahasa ibu dari reponden
serta terburu-buru saat membaca teks testersebut.
KESIMPULAN


Kesalahan pelafalan yang terjadi ketika pengambilan data yaitu para
responden melafalkan bunyi lain ketika membaca bunyi Za, Zu, Ze
dan Zo. Kesalahan yang di temukan adalah responden banyak yang
melafalkan bunyi Z menjadi J dan S. Kemampuan mahasiswa dalam
melafalkan bunyi tersebut tergolong sedang.
Dilihat dari angket dan hasil data yang diperoleh kesalahan ini terjadi
bukan karena tingkat atau lamanya responden belajar Bahasa Jepang,
tetapi karena bahasa ibu yang digunakan dalam berkomunikasi
sehari-hari. Bahasa yang responden gunakan rata-rata adalah bahasa
Indonesia, Bahasa Sunda, dan sebagian kecil Berbahasa Jawa. Bukan

hanya karena bahasa ibu yang digunakan tetapi terburu-buru dalam
membaca menjadi salah satu factor penyebab kesalahan tersebut.
Dilihat dari angket dan hasil tes menunjukan ketika mahasiswa
membaca bunyi Za, Zu, Ze dan Zo dalam bentuk kalimat tidak
menunjukan perbedaan yang signifikan antara tingkat I, II, III dan IV,
begitu juga ketika membaca dalam bentuk kata tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara tingkat I, II, III dan IV. Maka dari
itu penulis dapat menyimpulkan bahwa lamanya pembelajaran tidak
terlalu mempengaruhi dalam kemampuan pelafalan.
日本語の会話する場合に日本語の発音の気付ければならな
い。発音の誤用はききてが話者の言いたいことを理解できなく、
それに違い意味がある。
本研究は筆者が摩擦音特に Z の音を研究する。外国人の学
習者特にインドネシア人における Z の音は摩擦音の誤用がある。
Zの音はよくJの音になり、日本語のZの音はJの音と非常にこ
となる。
Ahmad dahidi と Sudjianto によるとZの音は有声歯茎摩擦音
に含まれ、この音は歯とはぐき舌先を使用するにでて、呼吸空気
流が狭くなるから、しゅうしゅうな音をだした。
研究の方法
本研究の方法はデスクリプト法を使用する。デスクリプト法ということ
ではこの時に発生している現象を説明し問題を解決するためである。対
象者及びサンプルはインドネシア教育大学の日本語教育学科の学習者で
あり、サンプルは一年生から四年生までそれぞれ10名であり。研究の
用具二つがある。テスト、ザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音の能力を知るため
に、テストを行った。テストは二に分けられ、一つは文におけるザ、ズ、
ゼ、ゾの音を読み上げて20問であり、もう一つは単語の読みあげて3
5問である。それで、アンケートザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音の誤用の原
因を知るため筆者は10項目のアンケートをした。
a. データ分析及び方法
本研究のデータの分析の方法は次の通りである。
1) テスト
a. 学習者が文と単語を読み上げ携帯電話レコーダーでデ
ータを録音である。
b. 録音のデータをナティブスピーカーにチェックしても
らい、誤用があるかないかを知るためである。
c. データは学年によって分類する。
d. データの分析
1) 発音の正しいと発音の正しくないを数える
2) 一、二、三、四年生の中でザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音
の能力に対し、有意差があるかどうかを知るために、4
の変数を比較するから ANAVA というテクニックを使用し
た。
e)データの解釈及びまとめ。
2)アンケート
a) アンケートの回答を計算した
b) 頻度及び回答のパーセンテージを作る。
c) 頻度及び回答のパーセンテージの表を作る
d) アンケートのデータの結果から、次の方式をつかう。
データの分析の結果
インドネシア教育大学の日本語の教育学科の学習者のザ、ズ、ゼ、
ゾの音の発音の能力は次の通りである。
a. 文のザ、ズ、ゼ、ゾ
121
1) 一年生の能力は低い、 及び 60.5%
200
136
及ぶ 68%
200
142
三年生の能力は中、200 及び 70%
132
四年生の能力は中、 及び 66%
200
2) 二年生の能力は中、
3)
4)
b. 単語のザ、ズ、ゼ、ゾ
183
1) 一年生の能力は低い、300 及び 61%
209
2) 二年生の能力は中、300
3)
4)
及ぶ 69.7%
217
三年生の能力は中、300 及び
214
四年生の能力は中、300 及び
72.33%
71.33%
その結果から単語と文の発音の能力は有意差がない。平均される
ならザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音能力は中である。
グラフィックを使用すると、次のように見られる
74
72.33
72
69.7
70
71.33
70
68
68
66
66
64
62
文
60.5 61
単語
60
58
56
54
一年生
二年生
三年生
四年生
この研究はザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音能力を知るためである。
本研究のサンプルはインドネシア教育大学の言語芸術教育
学部の日本語教育学科の隔週者、それぞれ10名である。
データを集めるため、筆者は録音を行った。録音のデータは
二に分けられ、一つは文におけるザ、ズ、ゼ、ゾの音を読み
上であり、もう一つは単語の読みあげである。録音のデータ
をナティブスピーカーにチェックしてもらい、分析した。
その結果単語と文の発音の能力は有意差がない。ザ、ズ、
ゼ、ゾの音にたいし一、二、三、四年生の中で能力は
違いが無意味である。その結果、学習期間はザ、ズ、
ゼ、ゾの音に影響を呼ばさない。
終わり
 学習者はザ、ズ、ゼ、ゾの音の発音をした時、zの音は
jとsの音になるを言った人が多い。ザ、ズ、ゼ、ゾの
音の発音の能力は中である。
 データとアンケートの結果からを見ると、誤用は学年や
長い時間に日本語を学ぶではなく、母語の一日に使用す
る語の原因である。学習者の使用する語、大体インドネ
シア語であり、スンダ語であり、一部いるジャワ語であ
る。慌てるも一つの原因である。

アンケートとテストの結果から文や単語におけるザ、ズ、
ゼ、ゾの音に対し、一、二、三、四年生の中で能力は違
いが無意味である。したがって、結論は長い時間に日本
語を学ぶのは影響されない。
Daftar Pustaka
Dahidi, Ahmad dan Sudjianto.(2007). Pengantar Linguistik Bahasa
Jepang. Jakarta: Kesaint blanc.
Sutedi,
Dedi.
(2009).
Bandung :Humaniora
Penelitian
Pendidikan
Bahasa
Jepang.